Berdiri aku memandang bulan dalam jendela kamar
Sepi kelam tiada berisik, hanya bulan terang benderang
Angin malam meniup segala penjuru, menyejuk bumi memecah sepi
Biar ku temani bulan bersinar sendiri ditengah sunyi tetap menari
Kaulah bulan diam malam yang kelam
Berlagu dendang meski sendiri menerangi langit malam
Oh bulan rupamu tiada ku lihat nan kasat mata
Namun cahayamu mampu mengobati luka nan lara
Merasuk ke dalam sukma membisik dengan lirih
Mendayung jiwa ke tempat dingin, mengajak aku bersajak
Dalam rupa sinarmu maha sempurna tiada dua
Tetap setia benderang hingga pagi menjelang
Oh bulan datanglah kembali temani retakan hati
Butir-butir rindu mengharu di tengah sepi
Maukah kau datang sekuat raksasa
Atau kau ingin menjelma secantik dunia
Gumamku dalam rindu mengharu kalbu,
Bulan datanglah kembali dalam pangkuanku
Biar piluku sirna, bagai pelipur lara
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Diamku menunggu bulan datang kembali
Larut malam kian menjadi
Nampaknya bulan tidak datang bersinar kembali
Ku pandang langit gelap hitam kelam
Gumamku lirih berbisik,
Bulan datanglah kembali dalam pangkuanku
Biar piluku sirna, bagai pelipur lara
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Begini aku bulan, sendiri berkelana mengembara
Tiada teman di hati hanya doa penenang jiwa
Dia-lah Tuhan Maha Sempurna dan Kaya
Kau indah bersinar karenan-Nya
Bersinar terang cahayamu benderang
Merasuk sukma menghibur sang jiwa nan lara
Terang benderang engkau berlagu dendang
Duhai bulanku pesona sinaranmu yang tiada dua
Tetaplah bersinar terang bagi jiwa-jiwa yang lelah
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Rabu, 10 Mei 2017
By : SID (Pujangga Tak Bernama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar