Kamis, 18 Mei 2017

CERITA DI SORE HARI


Kala langit merah tembaga memancarkan pesonanya
Berhiaskan sekelompok camar terbang mempesona
Bersinarkan cahaya matahari tenggelam di arah sana
Angin sore menyejukkan hati dan suasana-
hingga sepoinya membelai rambutnya
Hei siapa dia ? Kudekatkan ia
Oh nampaknya ia sedang menenangkan diri
Kulihat kerlingan matanya penuh fantasi
Seorang pemuda duduk gagah laksana pangeran berkuda
Aku menyapa seraya melemparkan senyum padanya
Tak sanggup ku menatapnya begitu sayu penuh makna
Seperti sedang murung memikirkan sesuatu
Atau sedih sedang mengganggu hatinya
Entah apa yang kurang padanya-
namun duka masih mengiringi hidupnya
Wahai tuan yang baik hati engkau jangan lupa
Jangan kau cari tempat memuja dunia
Bila memuja bagai patung, membakar dupa pun memuja
Diam dalam gua bertapa menikmati wangi dupa
Tiada makna tiada berati hanya bertapa
Sepoi berhembus menyejukkan diri
Mengenyah duka dari dalam hati
Perlahan dukaku sirna dimakan waktu
Pernahkah tuan merasakan duka nan lara ?
Bila tuan pernah merasakan duka nan lara-
apa tuan ingin pergi mencari penawar duka ?
Atau tuan ingin menyendiri selamanya ?
Ahh tuan hanya diam membisu saja ...
Hanya melemparkan senyum ramahnya
Kulihat jarum jam berlari cepat
Nampaknya hari makin gelap berkabut
Berpamit aku pulang sebelum aku terbuai
Jangan lagi murung dengan pandangan itu
Kau lihat diluar sana dunia ini indah sekali
Tapi kau pun tak perlu memuja dunia
Pernah sesat aku kala memuja dunia
Kini ku tinggalkan dunia yang fana
Hanya ku cari Dia Maha Penyayang-
sang penerang jiwa 
Dan cinta sejati belahan jiwa 
Hidupmu  bagai biola senandung larasnya
Mengharu harmoni dalam orkes  
Indah berlagu hingga petang datang membayang
Tetap bergairah tuan jalani hidupmu
Namun kau jangan lupakan kekasihmu
Dia-lah Tuhan pemberi segala nikmatmu

*puisi gaya bebas*
By : SID ( Pujangga tak bernama )
Kamis, Mei 18 2017








Tidak ada komentar:

Posting Komentar