Biar luka kandung hingga sirna
Berapi panasnya menghantam jiwa
Perihnya perih, ini luka bagai mandi cuka !
Basah, mengoyak daging pada hati sang jiwa
Biar luka kukandung hingga sirna
Berapi panasnya sepanas tembaga
Perihnya perih, menjilat api pada bara
Basah, mengoyak daging pada hati sang jiwa
Biar lara kutimang meski hati meronta
Kubawa lari, hingga keranda menyapa
Hingga para kamboja ramai bicara
Jangan lagi tanya mengapa, ini luka !
Biar luka kutimang meski hati meronta
Kubawa lari, hingga kafan menyapa
Hingga para kamboja ramai bicara
Jangan lagi tanya mengapa, ini duka !
Sabar aku sabar, sadar aku sadar ini ujian-Nya
Kubawa lari, lukaku hingga ajal menyapa
Biar luka ku busuk dimakan usia
Tapi senyum s'lalu kubawa kemana-mana
Manakala ada jejaka pengobat luka
Sirnalah duka nestapaku ditebas si jaka
By : SID ( Pujangga tak bernama )
Minggu, Mei 21 2017
Minggu, 21 Mei 2017
Kamis, 18 Mei 2017
CERITA DI SORE HARI
Kala langit merah tembaga memancarkan pesonanya
Berhiaskan sekelompok camar terbang mempesona
Bersinarkan cahaya matahari tenggelam di arah sana
Angin sore menyejukkan hati dan suasana-
hingga sepoinya membelai rambutnya
Hei siapa dia ? Kudekatkan ia
Oh nampaknya ia sedang menenangkan diri
Kulihat kerlingan matanya penuh fantasi
Seorang pemuda duduk gagah laksana pangeran berkuda
Aku menyapa seraya melemparkan senyum padanya
Tak sanggup ku menatapnya begitu sayu penuh makna
Seperti sedang murung memikirkan sesuatu
Atau sedih sedang mengganggu hatinya
Entah apa yang kurang padanya-
namun duka masih mengiringi hidupnya
Wahai tuan yang baik hati engkau jangan lupa
Jangan kau cari tempat memuja dunia
Bila memuja bagai patung, membakar dupa pun memuja
Diam dalam gua bertapa menikmati wangi dupa
Tiada makna tiada berati hanya bertapa
Sepoi berhembus menyejukkan diri
Mengenyah duka dari dalam hati
Perlahan dukaku sirna dimakan waktu
Pernahkah tuan merasakan duka nan lara ?
Bila tuan pernah merasakan duka nan lara-
apa tuan ingin pergi mencari penawar duka ?
Atau tuan ingin menyendiri selamanya ?
Ahh tuan hanya diam membisu saja ...
Hanya melemparkan senyum ramahnya
Kulihat jarum jam berlari cepat
Nampaknya hari makin gelap berkabut
Berpamit aku pulang sebelum aku terbuai
Jangan lagi murung dengan pandangan itu
Kau lihat diluar sana dunia ini indah sekali
Tapi kau pun tak perlu memuja dunia
Pernah sesat aku kala memuja dunia
Kini ku tinggalkan dunia yang fana
Hanya ku cari Dia Maha Penyayang-
sang penerang jiwa
Dan cinta sejati belahan jiwa
Hidupmu bagai biola senandung larasnya
Mengharu harmoni dalam orkes
Indah berlagu hingga petang datang membayang
Tetap bergairah tuan jalani hidupmu
Namun kau jangan lupakan kekasihmu
Dia-lah Tuhan pemberi segala nikmatmu
*puisi gaya bebas*
By : SID ( Pujangga tak bernama )
Kamis, Mei 18 2017
Selasa, 16 Mei 2017
SELALU DIHATIKU ( Guruku )
Kusambut pagi dengan ceria
Kucium tangan kedua orang tua tercinta
Kugendong tas dipundak sekuat tenaga
Mengingat hari terakhir sekolah
Aku senang seperti lega rasanya
Denyut nadi dan nafas kuat mengiringi kaki melangkah
Kupandang wajah dengan kerlingan mata sambut meriah
Tiba di gerbang bertemu guruku dengan rona memerah
Aku mengerti merasakan apa yang ia rasakan
Angin pengahntar rindu meniup segala penjuru
Membuat hati semakin rindu akan gayamu
Guru kau sadarkan kami apa arti prestasi nan bakti
Dari mana kami dapat nilai favorit ini ?
Jikalau bukan dari engkau yang menuntun kami-
dalam prestasi, kebenaran, dan suri tauladan
Sebelum kami semua terjerat akan jurang kenistaan
Kau ajarkan kami akan nilai moral dan kebenaran
Sebelum itu terjadi
Engkau sadarkan kami dalam tuntunan hati
Dengan ketulusan kasih sayang engkau peduli hidup kami
Akan prestasi, bakti, dan masa depan kami
Guruku kami pergi bukan meninggalkamu sendiri
Kau tetap ada dalam jiwa dan hati kami
Bila perlu dunia pun harus tahu engkau guru kami-
yang baik hati dan teman bermain kami
Dalam diam khusyuk kami dalam berdoa
Bagi kebahagiaan engkau agar jauh dari duka nestapa
Biar pelangi mewarnai hidupmu nan ceria meski tak lagi bersama
Biar bintang di langit menemani malammu
Bahagiamu bahagiaku juga guru
Kau kan s'lalu ada dalam hati kami selamanya
Meski jarak membentang memisahkan kita
Akan kami tetap ingat sepanjang hayat
Memang pilu terasa, mata mulai berkaca-kaca-
Mendekap dan menyayat
Tiada lagi canda dan tawa seperti itu
Tangan bergetar kala kau jabat tanganku
Mendingin dengan penuh haru
Guru tanpamu kami bukanlah siapa-siapa
Tanpamu kami bukanlah apa-apa
Meski mendung kini mewakili suasana
Aku tetap melangkah menjemput asa
Kembali kami kan menjadi kebanggaanmu
Dengan lantang ku katakan pada dunia :
"Dia guruku yang selalu ada dihatiku"
Tiada lupa, hormat dan bakti kami kepadamu guru
Semoga bahagia sentosa selalu mengiringi hidupmu guru
*puisi gaya bebas*
By : SID ( Pujangga tak bernama )
Rabu, Mei 17 2017
Kucium tangan kedua orang tua tercinta
Kugendong tas dipundak sekuat tenaga
Mengingat hari terakhir sekolah
Aku senang seperti lega rasanya
Denyut nadi dan nafas kuat mengiringi kaki melangkah
Kupandang wajah dengan kerlingan mata sambut meriah
Tiba di gerbang bertemu guruku dengan rona memerah
Aku mengerti merasakan apa yang ia rasakan
Angin pengahntar rindu meniup segala penjuru
Membuat hati semakin rindu akan gayamu
Guru kau sadarkan kami apa arti prestasi nan bakti
Dari mana kami dapat nilai favorit ini ?
Jikalau bukan dari engkau yang menuntun kami-
dalam prestasi, kebenaran, dan suri tauladan
Sebelum kami semua terjerat akan jurang kenistaan
Kau ajarkan kami akan nilai moral dan kebenaran
Sebelum itu terjadi
Engkau sadarkan kami dalam tuntunan hati
Dengan ketulusan kasih sayang engkau peduli hidup kami
Akan prestasi, bakti, dan masa depan kami
Guruku kami pergi bukan meninggalkamu sendiri
Kau tetap ada dalam jiwa dan hati kami
Bila perlu dunia pun harus tahu engkau guru kami-
yang baik hati dan teman bermain kami
Dalam diam khusyuk kami dalam berdoa
Bagi kebahagiaan engkau agar jauh dari duka nestapa
Biar pelangi mewarnai hidupmu nan ceria meski tak lagi bersama
Biar bintang di langit menemani malammu
Bahagiamu bahagiaku juga guru
Kau kan s'lalu ada dalam hati kami selamanya
Meski jarak membentang memisahkan kita
Akan kami tetap ingat sepanjang hayat
Memang pilu terasa, mata mulai berkaca-kaca-
Mendekap dan menyayat
Tiada lagi canda dan tawa seperti itu
Tangan bergetar kala kau jabat tanganku
Mendingin dengan penuh haru
Guru tanpamu kami bukanlah siapa-siapa
Tanpamu kami bukanlah apa-apa
Meski mendung kini mewakili suasana
Aku tetap melangkah menjemput asa
Kembali kami kan menjadi kebanggaanmu
Dengan lantang ku katakan pada dunia :
"Dia guruku yang selalu ada dihatiku"
Tiada lupa, hormat dan bakti kami kepadamu guru
Semoga bahagia sentosa selalu mengiringi hidupmu guru
*puisi gaya bebas*
By : SID ( Pujangga tak bernama )
Rabu, Mei 17 2017
Selasa, 09 Mei 2017
BULAN DI MALAM KELAM
Berdiri aku memandang bulan dalam jendela kamar
Sepi kelam tiada berisik, hanya bulan terang benderang
Angin malam meniup segala penjuru, menyejuk bumi memecah sepi
Biar ku temani bulan bersinar sendiri ditengah sunyi tetap menari
Kaulah bulan diam malam yang kelam
Berlagu dendang meski sendiri menerangi langit malam
Oh bulan rupamu tiada ku lihat nan kasat mata
Namun cahayamu mampu mengobati luka nan lara
Merasuk ke dalam sukma membisik dengan lirih
Mendayung jiwa ke tempat dingin, mengajak aku bersajak
Dalam rupa sinarmu maha sempurna tiada dua
Tetap setia benderang hingga pagi menjelang
Oh bulan datanglah kembali temani retakan hati
Butir-butir rindu mengharu di tengah sepi
Maukah kau datang sekuat raksasa
Atau kau ingin menjelma secantik dunia
Gumamku dalam rindu mengharu kalbu,
Bulan datanglah kembali dalam pangkuanku
Biar piluku sirna, bagai pelipur lara
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Diamku menunggu bulan datang kembali
Larut malam kian menjadi
Nampaknya bulan tidak datang bersinar kembali
Ku pandang langit gelap hitam kelam
Gumamku lirih berbisik,
Bulan datanglah kembali dalam pangkuanku
Biar piluku sirna, bagai pelipur lara
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Begini aku bulan, sendiri berkelana mengembara
Tiada teman di hati hanya doa penenang jiwa
Dia-lah Tuhan Maha Sempurna dan Kaya
Kau indah bersinar karenan-Nya
Bersinar terang cahayamu benderang
Merasuk sukma menghibur sang jiwa nan lara
Terang benderang engkau berlagu dendang
Duhai bulanku pesona sinaranmu yang tiada dua
Tetaplah bersinar terang bagi jiwa-jiwa yang lelah
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Rabu, 10 Mei 2017
By : SID (Pujangga Tak Bernama)
Sepi kelam tiada berisik, hanya bulan terang benderang
Angin malam meniup segala penjuru, menyejuk bumi memecah sepi
Biar ku temani bulan bersinar sendiri ditengah sunyi tetap menari
Kaulah bulan diam malam yang kelam
Berlagu dendang meski sendiri menerangi langit malam
Oh bulan rupamu tiada ku lihat nan kasat mata
Namun cahayamu mampu mengobati luka nan lara
Merasuk ke dalam sukma membisik dengan lirih
Mendayung jiwa ke tempat dingin, mengajak aku bersajak
Dalam rupa sinarmu maha sempurna tiada dua
Tetap setia benderang hingga pagi menjelang
Oh bulan datanglah kembali temani retakan hati
Butir-butir rindu mengharu di tengah sepi
Maukah kau datang sekuat raksasa
Atau kau ingin menjelma secantik dunia
Gumamku dalam rindu mengharu kalbu,
Bulan datanglah kembali dalam pangkuanku
Biar piluku sirna, bagai pelipur lara
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Diamku menunggu bulan datang kembali
Larut malam kian menjadi
Nampaknya bulan tidak datang bersinar kembali
Ku pandang langit gelap hitam kelam
Gumamku lirih berbisik,
Bulan datanglah kembali dalam pangkuanku
Biar piluku sirna, bagai pelipur lara
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Begini aku bulan, sendiri berkelana mengembara
Tiada teman di hati hanya doa penenang jiwa
Dia-lah Tuhan Maha Sempurna dan Kaya
Kau indah bersinar karenan-Nya
Bersinar terang cahayamu benderang
Merasuk sukma menghibur sang jiwa nan lara
Terang benderang engkau berlagu dendang
Duhai bulanku pesona sinaranmu yang tiada dua
Tetaplah bersinar terang bagi jiwa-jiwa yang lelah
Hingga hilang pedih perih di palung jiwa
Rabu, 10 Mei 2017
By : SID (Pujangga Tak Bernama)
Langganan:
Postingan (Atom)