Kemarin aku sendirian di dunia ini, kasih
Kesendirianku sebengis kematian
Kesendirianku sesendu elegi lagu duka
Kemarin aku hanyalah debu
terhempas angin hilang bertebaran tak beraturan
Kemarin aku hanyalah mawar yang kering tak terawat
Kemarin aku bagaikan fosil yang terendap lama ribuan tahun
Kemarin diriku adalah sepatah kata tak bersuara
Nyanyian malam bagaikan elegi tembang deritaku
Hanya suara degup jantungku
Hanya suara nafas yang lelah tersengal-sengal
Suara alam memecah keheningan malamku
Aku bagaikan musafir cinta
Sempat hancur asaku pada cinta
Kuanggap kedustaan dan penghianatan-
bagaikan seonggok bangkai menjijikan
Terlalu sadis dan bengis
Berkali kali kurasakan sebuah kebengisan
Kemarin duniaku hampa
Saat hati terasa amat temaram
Terenyuh hatiku mengkerut bak tersayat sembilu
Sudah kenyang aku dengan semuanya
Hatiku tak lagi temaram
Kini ku dapati engkau pangeran cintaku
Kujadikan engkau cinta sejati
Hari ini, esok, dan nanti
Jadikan aku pujangga cinta dalam hidupmu
Biar ku puisikan semua romansa cinta kita
(Pujangga Tak Bernama)
15 - 03 - 18